Kamis, 15 Maret 2012

Pengelolaan Laboratorium Kimia


BAB I
PENDAHULUAN

Pengertian laboratorium
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
            Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.
Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi. Tentu saja hal tersebut sangat disayangkan dan merugikan.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium sebagai tempat untuk mengamati, menemukan, dan memecahkan suatu masalah manjadi ruang kelas ataupun gudang, Antara lain :
1.      Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah.
2.       Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekola serta dan  perbaikan sistem pembelajaran IPA.  Ironisnya keberadaan laboratorium sekolah dianggap membebani sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana mestinya
3.      Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran.
Untuk itulah pemahaman tentang pengelolaan laboratorium sangat penting untuk dimilki oleh pihak-pihak yang terkait dengan laboratorium, baik secara langsung maupun tidak. Pada bab berikut akan dibahas tentang strategi pengelolaan laboratorium.


BAB II
ISI
2.1 Pengertian Laboratorium
            Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, laboratorium diartikan sebagai tempat mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya).
            Menurut Soejitno (1983) laboratorium dapat diartikan dalam bermacam-macam segi, yaitu:
1)      Laboratorium dapat merupakan wadah, yaitu tempat, gedung, ruang dengan segala macam peralatan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah. Dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras (hard ware)
2)      Laboratorium dapat merupakan sarana media dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunaknya (soft ware).
3)      Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran ilmiah dan penerapannya.
4)      Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah laboratorium diadakanlah kegiatan ilmiah, eksperimentasi sehingga terdapat penemuan-penemuan baru, cara-cara kerja, dan sebagainya.
Istilah laboratorium akhir-akhir ini menjadi sangat luas, namun sebelum kita ikut menterjemahkan secara kebablasan maka kita lihat definisi menurut Procter, 1981. Laboratorium adalah tempat atau ruangan dimana para ilmuwan bekerja dengan peralatan untuk penyelidikan dan pengujian terhadap suatu bahan atau benda. Sedangkan menurut ISO/IEC Guide 2 1986, laboratorium adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian.
2.2 Pengelolaan Laboratorium
Pengertian pengelolaan adalah kegiatan menggerakkan sekelompok orang (sdm), keuangan, peralatan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang di harapkan secara optimal. Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
 Laboratorium juga sering diartikan  sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya
percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau alam terbuka misalnya kebun botani.
Pada pembelajaran sains termasuk biologi di dalamnya keberadaan laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks proses belajar mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya       terdapat sejumlah alat-alat  dan bahan praktikum. Atas dasar inilah pembahasan kita tentang pengelolaan laboratorium akan dibatasi pada laboratorium yang berupa ruang tertutup.

2.3 Manajemen Laboratorium
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah   dan penasehat. Board of Management terdiri  atas  para senior/profesor yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.

2.4 Kunci Keberhasilan Laboratorium
            Pemilihan laboratorium untuk masing-masing mata pelajaran mempunyai persyaratan tertentu pula, terutama untuk memilih laboratorium yang digunakan untuk praktikum kimia. Laboratorium kimia hendaknya dipilih yang letaknya di arah mata angin, bila tidak demikian gas-gas atau uap yang dihasilkan oleh laboratorium kimia akan terbawa angin dan mengganggu ruangan-ruangan lainnya.
            Kunci keberhasilan laboratorium ditentukan oleh strategi pengelolaan yang meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut  (Sugrani : 2009):
1)      Perencanaan
2)      Penataan
3)      Pengadministrasian/inventarisasi
4)      Pengamanan,perawatan dan pengawasan


2.5 Perangkat Pengelolaan Laboratorium
Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat     manajemen laboratorium, yaitu:
1.      Tata ruang
2.      Alat yang baik dan terkalibrasi
3.      Infrastruktur
4.      Administrasi laboratorium
5.      Inventarisasi dan keamanan
6.      Pengamanan laboratorium
7.      Organisasi Laboratorium
8.      Fasilitas pendanaan
9.      Disiplin dan keterampilan
10.  Peraturan dasar di Lab
2.5.1 Tata Ruang Laboratorium
              Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada seorang   arsitektur   bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium.Faktor-faktor   tersebut   antara   lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau  pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium   jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau     untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium   untuk   pembelajaran   sain   umumnya   terdiri   dari   ruang   utama  dan   ruang-ruang pelengkap.
Ruang utama adalah ruangan tempat para sisa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang     persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru.
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata   ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
a.   pintu masuk (in)
b.   pintu keluar (out)
c.   pintu darurat (emergency-exit)
d.   ruang persiapan (preparation-room)
e.   ruang peralatan (equipment-room)
f.   ruang   penangas (fume-hood)
g.   ruang penyimpanan (storage - room)
h.   ruang staf (staff-room)
i.   ruang teknisi (technician-room)
j.   ruang bekerja (activity-room)
k.   ruang istirahat/ibadah
l.   ruang prasarana kebersihan
m.  ruang toilet
n.   lemari praktikan (locker)
o.   lemari gelas (glass-rack)
p.   lemari alat-alat optik (opticals-rack)
q.   pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
2.5.2 Alat yang Baik & Terkalibrasi
            Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
a.   siap untuk dipakai (ready for use)
b.  bersih
c.   berfungsi dengan baik
d.   terkalibrasi
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk  pengoperasian (manual-operation). Hal ini  untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada di  tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak berfungsi   dengan   baik. Beberapa  peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan   pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.
Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah selesai digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula. Semua alat-alat ini sebaiknya   diberi   penutup   (cover)   misalnya   plastik   transparan,   terutama   bagi   alat-alat   yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
2.5.3 Infrastruktur Laboratorium
            Infrastruktur laboratorium ini meliputi:
a.       Sarana Utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi   laboratorium dan   sarana   lain, termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/pelataran, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis timbangan dan instrumen yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya.
b.      Sarana Pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan enerji listrik, gas, air, alat komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja seperti pemadam kebakaran, hidran dsb.




2.5.4 Administrasi Laboratorium
            Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di laboratorium, yang antara lain terdiri atas:
a.  Inventarisasi peralatan laboratorium
b.  Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang dipinjam/dikembalikan
c.  Surat masuk dan surat keluar
d.  Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/ penelitian
e.  Daftar inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya
f.  Daftar inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dsb.)
 g.  Sistem evaluasi dan pelaporan
Untuk kelancaran administrasi yang baik, eyogyanya tiap laboratorium memberikan pelaporan kepada atasannya  (misalnya kepada PDII, Ketua Program Studi maupun Dekan).    Evaluasi dan Pelaporan kegiatan masing-masing laboratorium dapat dilakukan bersama dengan    pimpinan Fakultas, setiap semester atau  sekali dalam setahun, tergantung pada kesiapan yang ada agar semua kegiatan laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat digunakan untuk perencanaan laboratorium (misalnya penambahan alat-alat baru, rencana pembiayaan/dana      laboratorium yang diperlukan, perbaikan sarana & prasarana yang ada, dsb).Kegiatan administrasi ini adalah merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan, karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala dengan baik dan teratur.




2.5.5  Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium
Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi:
a)      Semua     kegiatan    inventarisasi  harus   memuat    sumber    dana    darimana    alat-alat  ini diperoleh/dibeli. Misalnya: dari DIP tahun 2004, ADB Project, Pemerintah Jepang (JICA), Proyek Hibah Kompetisi SP4; A1: A2; A3: dan B.
b)     Keamanan/security peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan laboratorium tersebut harus tetap berada di laboratorium. Jika peralatan dipinjam harus ada jaminan dari si peminjam. Jika hilang atau dicuri, harus dilaporkan kepada kepala laboratorium.
     Perlu diingat bahwa semua barang dan peralatan laboratorium yang ada adalah miliknegara, jadi tidak boleh ada yang hilang. Tujuan yang ingin dicapai dari inventarisasi dan keamanan adalah:
(1)    mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
(2)    mengurangi biaya-biaya operasional
(3)    meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
(4)    meningkatkan kualitas kerja
(5)    mengurangi resiko kehilangan
(6)    mencegah pemakaian yang berlebihan
(7)    meningkatkan kerjasama.
2.5.6 Pengamanan Laboratorium
            Berikut ini diberikan beberapa petunjuk umum pengamanan laboratorium, agar setiap laboran/pekerja/asisten dapat bekerja dengan aman.
Prinsip Umum Pengamanan Laboratorium
a.       Tanggung jawab
Kepala Laboratorium, anggota laboratorium termasuk asisten bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan yang mungkin timbul. Karenanya Kepala Laboratorium seharusnya dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya, termasuk  juga teknisi dan laborannya.
b.      Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan seperti botol- botol, dan kotak-kotak. Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan reagensia bahan kimia yang telah digunakan harus dikembalikan ketempat semula seperti sebelum digunakan.
c.       Kebersihan
Kebersihan dalam laboratorium menjadi tanggung jawab bersama pengguna laboratorium.
d.      Konsentrasi terhadap pekerjaan                                                                                                
Setiap pengguna   laboratorium harus memiliki konsentrasi penuh terhadap pekerjaannya masing-masing, tidak boleh mengganggu pekerjaan orang lain, dan tidak boleh meninggalkan percobaan yang memerlukan perhatian penuh.
e.       Pertolongan pertama (First - Aid)
Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya, harus ditangani di tempat dengan memberikan   pertolongan   pertama.   Misalnya,   bila   mata   terpercik   harus   segera   dialiri air dalam jumlah yang banyak. Jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi setiap laboratorium harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya.


f.       Pakaian
Saat bekerja di laboratorium dilarang memakai baju longgar, kancing terbuka, berlengan panjang, kalung teruntai, anting besar dan lain-lain yang mungkin dapat tersangkut   oleh mesin, ketika bekerja dengan mesin-mesin yang bergerak. Selain   pakaian, rambut  harus diikat rapi agar terhindar dari mesin-mesin yang bergerak.
g.      Berlari di Laboratorium
Tidak dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor, berjalanlah di tengah koridor untuk menghindari tabrakan dengan orang lain dari pintu yang hendak masuk/keluar.
h.      Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya kecelakaan (misalnya: kebakaran).
i.        Alat-alat
Alat-alat seharusnya ditempatkan ditengah    meja,   agar   alat-alat   tersebut   tidak   jatuh kelantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan sumber listrik, jika memang peralatan tersebut memerlukan listrik. Demikian juga untuk alat-alat  yang menggunakan air ataupun gas sebagai sarana pendukung.
2.5.7        Penanganan Alat Laboratorium
a.       Alat-alat kaca/gelas
Bekerja dengan alat-alat kaca perlu berhati-hati sekali. Gelas beaker, flask, test tube, Erlenmeyer, dan sebagainya;sebelum dipanaskan harus benar-benar diteliti, misalnya apakah gelas tersebut retak/tidak retak, rusak/sumbing. Bila terdapat gejala seperti ini, barang-barang tersebut sebaiknya tidak dipakai.

b.      Mematahkan pipa kaca/batangan kaca
Jika hendak memetong pipa kaca harus menggunakan sarung tangan. Pada bekas pecahan pipa kaca, permukaannya dilicinkan dengan api lalu diberi pelumas/gemuk silikon, kemudian masukkan ke sumbat gabus/karet.
c.       Mencabut pipa kaca
Mencabut pipa kaca dari gabus dan sumbat harus dilakukan dengan  hati-hati. Bila   sukar  mencabutnya, potong dan belah gabus itu. Untuk memperlonggar, lebih baik digunakan pelubang gabus yang ukurannya telah cocok, kemudian licinkan dengan meminyakinya dan kemudian putar perlahan-lahan melalui sumbat. Cara ini juga digunakan untuk memasukkan pipa kaca kedalam sumbat. Jangan gunakan alat-alat kaca yang sumbing atau retak. Sebelum dibuang sebaiknya dicuci lebih dahulu untuk memastikan kerusakan.
d.      Label
Semua bejana seperti botol, flask, test tube dan lain-lain seharusnya diberi label yang jelas.Jika tidak jelas, lakukan pengetesan isi bejana yang belum diketahui secara pasti dengan hati-hati secara terpisah, kemudian dibuang melalui cara yang sesuai dengan jenis zat kimia yang ada dalam bejana.
2.6. Organisasi Laboratorium
            Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di dalam laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung  jawab terhadap seluruh peralatan yang ada. Para anggota laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium juga harus sepenuhnya bertanggung  jawab terhadap semua  pekerjaan yang dibebankan padanya. Untuk mengantisipasi dan  menangani   kerusakan   peralatan   diperlukan teknisi   yang memadai.
2.7. Fasilitas Pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana yang cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan   tersendat-sendat,   bahkan   mungkin   tidak   dapat beroperasi dengan baik. Dana dapat diperoleh dari, antara lain:
a. SPP
b. Anggaran rutin/DIP
c. Institusi lain, misalnya kerjasama dalam bidang penelitian atau pengembangan bidan        
    lainnya
d. Dana dari badan-badan Internasional, misalnya JICA, ADB loan projects, dsb
e. Dana Operasional melalui Hibah kompetisi A1; A2; A3 atau B
f. Dana-dana lainnya, yang bersumber dari luar Universitas/Institut.

2.8 Disiplin dan Keterampilan
            Pengelola laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi  pada seluruh pengguna laboratorium (mahasiswa,asisten,laboran/teknisi) agar terwujud efisiensi kerja yang tinggi.  Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pengguna laboratorium   harus   menyadari   tugas,   wewenang   dan   fungsinya. Sesama pengguna laboratorium harus ada   kerjasama yang   baik,   sehingga   setiap   kesulitan dapat dipecahkan/diselesaikan bersama.
Pengelola laboratorium juga harus meningkatkan keterampilan semua tenaga    laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti   pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun magang di tempat lain.  Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf  dosen, baik di  dalam laboratorium maupun antar laboratorium.
2.9 Peraturan Dasar di Laboratorium    
            Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di  laboratorium, dirangkum sebagai berikut:
     a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
    b.  Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
           (1)   Kontaminasi melalui tangan
           (2)   Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
           (3)   Uap/gas beracun, akan terhisap melalui pernafasan
    c.  Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
    d.  Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
    e. Dilarang  mencoba  peralatan    laboratorium  tanpa diketahui cara  penggunaannya.  
        Sebaiknya tanyakan pada orang yang kompeten.
2.10 Penanganan Masalah Umum
 a.  Mencampur zat-zat kimia
Jangan campur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya. Jika belum tahu segera tanyakan pada orang yang kompeten.
b.      Zat-zat baru atau kurang diketahui
Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat kimia baru atau yang kurang diketahui. Semua zat-zat kimia dapat menimbulkan resiko yang tidak dikehendaki.
c.       Membuang material-material yang berbahaya
Sebelum membuang material-material yang berbahaya harus diketahui   resiko  yang mungkin terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya. Jika tidak tahu tanyakan pada orang yang kompeten. Demikian juga terhadap air buangan dari laboratorium. Sebaiknya harus ada bak penampung khusus, jangan dibuang      begitu  saja karena air  buangan mengandung bahan berbahaya yang menimbulkan pencemaran. Air buangan harus di”treatment”, antara lain dengan cara netralisasi sebelum dibuang ke lingkungan.
d.      Tumpahan
Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan CaC03 atau soda abu, dan untuk basa dengan air dan dinetralisir dengan asam encer. Setelah itu dipel dan pastikan kain pel bebas dari asam atau alkali.Tumpahan minyak, harus ditaburi dengan   pasir,   kemudian   disapu   dan   dimasukkan   dalam   tong   yang   terbuat   dari   logam  dan ditutup rapat.




















BAB III
                                                          KESIMPULAN       

Pengelolaan adalah suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.                  
             Agar   semua   kegiatan   yang   dilakukan   di   dalam   laboratorium   dapat   berjalan dengan lancar,dibutuhkan sistem pengelolaan operasional laboratorium yang baik dan sesuai dengan situasi kondisi setempat. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hal yang   telah dijelaskan di atas, perlu diperhatikan. Peran Kepala Laboratorium     sangat   penting   dalam    menerapkan     proses manajemen   pengelolaan   laboratorium,   termasuk  dukungan   keterampilan   dari   segala   elemen yang ada di dalamnya.










Daftar Pustaka

Amich Alhumami. Membangun Universitas Riset, Artikel Unsri, http://www.unsri.ac.id/?act=artikel_detil&id=4 di akses 21 februari 2012

Aziz Muslim Much . S.Kom., M.Kom. Pengelolaan Laboratorium , http://unnes.info . di akses 21 februari 2012

Noname . Pengelolaan Laboratorium Biologi  Kerja sama PPPG IPA dengan Dit Pembinaan SMA
Suyanta , Manajamen Operasional Laboratorium , 2010 di akses 21 januari 2012